Senin, 14 Januari 2013

Tokoh Inspirasi


Bob Sadino adalah salah satu sosok entrepreneur sukses yang memulai usahanya bener-benar dari bawah dan bukan berasal dari keluarga wirausahawan. Bob berwirausaha karena “kepepet”. Selepas SMA tahun 1953, dia bekerja di Unilever kemudian masuk ke fakultas hukum UI selama beberapa bulan karena terbawa oleh teman-temannya. Kemudian dia bekerja pada Mclain dan Waston Coy, sejak 1958 selama 9 tahun berkelana di Amsterdam dan Hamburg.
                 Setelah menikah, Bob dan istri memutuskan menetap di Indonesia dan memulai tahap ketidaknyamanan untuk hidup miskin padahal waktu itu istrinya bergaji besar. Hal ini karena ia berprinsip bahwa dalam keluarga, laki-laki adalah pemimpin, dan ia pun bertekat untuk tidak jadi pegawai dan berada di bawah perintah orang. Sejak saat itu ia pun bekerja apa saja mulai dari supir taksi hingga mobinya tertabrak hingga hancur, sampai ia bekerja menjadi bangunan dengan upah Rp 100,00 per hari.
                Suatu seoarang temannya mengajaknya untuk memelihara ayam untuk mengatasi depresi yang dialaminya, dari memelihara ayam tersebut ia terinspirasi bahwa ayam saja bisa memperjuangkan hidup, bisa mencapai target berat badan, dan bertelur tentunya manusia pun bisa, sejak saat itulah ia mulai berwirausaha.
                Pada awalnya sebagai peternak ayam, Bob menjual telur beberapa kilogram per hari bersama istrinya. Dalam satu setengah tahu, dia sudah banyak relasi karena menjaga kualitas dagangan. Dengan kemampuannya berbahasa asing, ia berhasil mendapatkan pelanggan orang-orang asing yang banyak tinggal di kawasan Kemang, tempat tinggal Bob ketika itu. Selama menjual tidak jarang ia dan istrinya dimaki-maki oleh pelanggan bahkan oleh seorang pembantu.
                Namun Bob segera sadar ia adalah  pembaeli servis dan berkewajiban member pelayanan yang baik, sejak saat itulah ia mengaliami titik balik dalam hidupnya dari seorang foedal menjadi servent,yang ia anggap sebagai modal kekutan yang luar biasa yang pernah ia miliki.
                Usaha Bob pun berkembang menjadi supermarket, kemudian juga ia menjual garam,merica, dan makanan jadi., ia pun akhirnya merambah ke agribisnis khususnya holtikultura, mengelola keun yang banyak beris sayur-mayur konsumsi orang-orang Jepang dan Eropa. Ia menjalin kerja sama dengan para petani di beberapa daerah.
                Bob percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diimbangi kegagalan, perjalanan wirausaha tidak semulus yang dikira orang. Ia sering jungkir balik dalam usahnya. Baginya uang adalah nomor sekian, yang penting adalah kemauan, komitmen tinggi dan selalu bisa menemukan dan berani mengambil peluang.
Sumber : www.tokohindonesia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar